Nama Wuku dan Artinya: Mengetahui Lebih dalam Tentang Wuku di Bali

Bali, sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki banyak keunikan mulai dari budayanya, adat istiadat, hingga alam yang indah. Salah satu hal yang menarik perhatian di Bali adalah sistem kalender wuku yang digunakan oleh masyarakat Bali. Wuku merupakan sistem kalender yang digunakan oleh masyarakat Bali dalam menentukan hari-hari penting seperti upacara adat, pernikahan, atau acara lainnya. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas mengenai nama wuku dan artinya.

1. Sinta

Wuku pertama yang akan kita bahas adalah Sinta. Sinta biasanya terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Sinta memiliki arti cinta atau kasih sayang. Pada hari Sinta, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngaben atau upacara kematian.

2. Landep

Wuku kedua adalah Landep. Landep terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Landep memiliki arti tajam atau lancip. Pada hari Landep, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngekeb atau upacara penjelajahan.

3. Wukir

Wuku ketiga adalah Wukir. Wukir terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Wukir memiliki arti bulan sabit. Pada hari Wukir, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngedebong atau upacara pemotongan bulu babi.

4. Kurantil

Wuku keempat adalah Kurantil. Kurantil terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Kurantil memiliki arti pintar atau cerdas. Pada hari Kurantil, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngedesin atau upacara penyucian.

5. Tolu

Wuku kelima adalah Tolu. Tolu terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Tolu memiliki arti tiga. Pada hari Tolu, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngejot atau upacara penjodohan.

6. Gumbreg

Wuku keenam adalah Gumbreg. Gumbreg terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Gumbreg memiliki arti pertumbuhan atau berkembang. Pada hari Gumbreg, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngedebus atau upacara penolakan bala.

7. Wariga

Wuku ketujuh adalah Wariga. Wariga terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Wariga memiliki arti sepuluh. Pada hari Wariga, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngenteg Linggih atau upacara penyucian candi.

8. Warigagung

Wuku kedelapan adalah Warigagung. Warigagung terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Warigagung memiliki arti besar. Pada hari Warigagung, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Tumpek Landep atau upacara untuk keberuntungan dan keselamatan.

9. Julungwangi

Wuku kesembilan adalah Julungwangi. Julungwangi terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Julungwangi memiliki arti puncak atau tertinggi. Pada hari Julungwangi, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngehus atau upacara untuk kesuburan.

10. Sungsang

Wuku kesepuluh adalah Sungsang. Sungsang terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Sungsang memiliki arti sebaliknya. Pada hari Sungsang, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngekeb atau upacara untuk keselamatan.

11. Galungan

Wuku sebelas adalah Galungan. Galungan terdiri dari 10 hari dan terjadi setiap 210 hari. Pada hari Galungan, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti memasang penjor dan berdoa di pura.

12. Kuningan

Wuku kedua belas adalah Kuningan. Kuningan terdiri dari 1 hari dan terjadi setiap 210 hari. Pada hari Kuningan, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti mempersembahkan banten dan berdoa di pura.

13. Umanis

Wuku ketiga belas adalah Umanis. Umanis terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Umanis memiliki arti manis atau indah. Pada hari Umanis, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngusaba atau upacara keberuntungan dan kesejahteraan.

14. Paing

Wuku keempat belas adalah Paing. Paing terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Paing memiliki arti terang. Pada hari Paing, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngelegak atau upacara untuk kesehatan.

15. Pon

Wuku kelima belas adalah Pon. Pon terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Pon memiliki arti terang. Pada hari Pon, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngebebang atau upacara penolak bala.

16. Wage

Wuku keenam belas adalah Wage. Wage terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Wage memiliki arti tenang atau damai. Pada hari Wage, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngedeblag atau upacara untuk kesembuhan.

17. Kliwon

Wuku ketujuh belas adalah Kliwon. Kliwon terdiri dari 7 atau 8 hari dan terjadi setiap 30 atau 35 hari. Dalam bahasa Bali, Kliwon memiliki arti kacau atau bising. Pada hari Kliwon, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti Ngenteg Nyepi atau upacara untuk menyambut Tahun Baru Saka.

18. Penampahan

Wuku kedelapan belas adalah Penampahan. Penampahan terjadi 1 hari sebelum Hari Raya Nyepi. Pada hari Penampahan, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti memotong babi untuk persiapan Hari Raya Nyepi.

19. Galungan Kuningan

Wuku kesembilan belas adalah Galungan Kuningan. Galungan Kuningan terjadi 10 hari setelah Galungan. Pada hari Galungan Kuningan, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti membersihkan pura dan memasang penjor.

20. Pagerwesi

Wuku kedua puluh adalah Pagerwesi. Pagerwesi terjadi pada hari Rabu Kliwon. Pada hari Pagerwesi, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti mempersembahkan sesajen dan berdoa di pura.

21. Sasih Sura

Wuku kedua puluh satu adalah Sasih Sura. Sasih Sura terjadi pada bulan Sura dalam kalender Bali. Pada hari Sasih Sura, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti mempersembahkan sesajen dan berdoa di pura.

22. Sasih Luang

Wuku kedua puluh dua adalah Sasih Luang. Sasih Luang terjadi pada saat terjadi kesalahan penanggalan dalam kalender Bali. Pada hari Sasih Luang, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti mempersembahkan sesajen dan berdoa di pura.

23. Tumpek Landep

Wuku kedua puluh tiga adalah Tumpek Landep. Tumpek Landep terjadi setiap 6 bulan sekali. Pada hari Tumpek Landep, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti memberikan sesajen pada alat-alat pertanian dan peralatan rumah tangga.

24. Tumpek Kandang

Wuku kedua puluh empat adalah Tumpek Kandang. Tumpek Kandang terjadi setiap 6 bulan sekali. Pada hari Tumpek Kandang, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti memberikan sesajen pada hewan ternak.

25. Tumpek Uduh

Wuku kedua puluh lima adalah Tumpek Uduh. Tumpek Uduh terjadi setiap 6 bulan sekali. Pada hari Tumpek Uduh, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti memberikan sesajen pada tumbuhan.

26. Tumpek Wayang

Wuku kedua puluh enam adalah Tumpek Wayang. Tumpek Wayang terjadi setiap 6 bulan sekali. Pada hari Tumpek Wayang, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti memberikan sesajen pada wayang kulit atau boneka.

27. Pagerwesi

Wuku kedua puluh tujuh adalah Pagerwesi. Pagerwesi terjadi pada hari Rabu Kliwon. Pada hari Pagerwesi, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti mempersembahkan sesajen dan berdoa di pura.

28. Tawur Kesanga

Wuku kedua puluh delapan adalah Tawur Kesanga. Tawur Kesanga terjadi sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Pada hari Tawur Kesanga, masyarakat Bali biasanya melakukan upacara adat seperti mempersembahkan sesajen dan membersihkan diri.

29. Hari Raya Nyepi

Wuku kedua puluh sembilan adalah Hari Raya Nyepi. Hari Raya Nyepi adalah hari libur keagamaan di Bali dimana seluruh kegiatan harus dihentikan. Pada hari ini, masyarakat Bali tidak boleh keluar rumah atau menyalakan lampu.

30. Anggara Kasih

Wuku ketiga puluh adalah Anggara Kasih. Anggara Kasih terjadi setiap 30 hari sekali. Dalam bahasa Bali, Anggara Kasih memiliki arti cinta atau kasih sayang.

Demikianlah penjelasan mengenai nama wuku dan artinya. Dengan mengetahui sistem kalender wuku ini, kita dapat lebih memahami budaya dan adat istiadat yang ada di Bali. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca.

Related video of Nama Wuku dan Artinya: Mengetahui Lebih dalam Tentang Wuku di Bali