Kalam adalah istilah dalam Bahasa Arab yang secara harfiah berarti “bicara” atau “ucapan”. Dalam agama Islam, kalam merujuk pada studi dan disiplin ilmu tentang teologi atau aqidah. Para ahli kalam menggunakan akal dan dalil-dalil dalam Al-Quran dan hadis untuk memahami keyakinan dalam agama Islam dan menjawab pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang Allah dan kepercayaan-kepercayaan lain dalam Islam.
Para ahli kalam berusaha untuk menjelaskan konsep-konsep agama dengan jelas dan rasional, sehingga dengan demikian dapat dijadikan landasan bagi keyakinan para umat Islam. Oleh karena itu, kalam adalah disiplin ilmu yang sangat penting dalam dunia Islam.
Sejarah Kalam
Sejarah kalam dapat ditelusuri kembali pada abad ke-8 Masehi, ketika para pemikir Muslim di Timur Tengah mulai menggunakan filsafat Yunani dan logika untuk membahas konsep-konsep agama. Pada awalnya, disiplin ilmu ini dibagi menjadi dua bidang yaitu kalām teoretis dan kalām praktis. Kalām teoretis membahas konsep-konsep agama seperti tauhid, sifat Allah, dan takdir, sementara kalām praktis membahas masalah hukum Islam.
Dalam sejarah Islam, terdapat tiga aliran utama dalam kalam, yaitu Mu’tazilah, Ash’ariyah, dan Maturidiyah. Setiap aliran memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menyikapi konsep-konsep agama dan metodologi kajian dalam kalam. Namun, ketiganya sepakat bahwa menggunakan akal untuk memahami keyakinan- keyakinan agama adalah penting.
Pandangan Mu’tazilah tentang Kalam
Aliran Mu’tazilah memandang bahwa akal dan dalil-dalil dalam Al-Quran dan hadis adalah sumber pengetahuan yang sama pentingnya. Mereka juga percaya bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang wajib seperti keadilan dan kebenaran, sehingga tidak mungkin Allah bertindak secara sewenang-wenang atau melanggar prinsip-prinsip yang adil.
Sebaliknya, jika ada ayat-ayat dalam Al-Quran yang terkesan bertentangan dengan akal dan prinsip-prinsip keadilan, maka ayat-ayat tersebut harus diinterpretasikan secara metaforis atau alegoris, bukan diartikan secara harfiah.
Pandangan Ash’ariyah tentang Kalam
Aliran Ash’ariyah mengajarkan bahwa keyakinan- keyakinan agama harus dipahami dengan cara yang sama seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Mereka juga percaya bahwa Allah tidak terikat oleh prinsip-prinsip yang adil atau martabat moral tertentu.
Sebaliknya, kehendak Allah adalah yang tertinggi dan tidak ada yang dapat menentangnya. Oleh karena itu, jika ada ayat-ayat dalam Al-Quran yang terkesan bertentangan dengan akal, maka harus diyakini bahwa Allah memiliki hikmah tertentu dalam menetapkan hukum-hukum-Nya.
Pandangan Maturidiyah tentang Kalam
Aliran Maturidiyah mengajarkan bahwa keyakinan- keyakinan agama dapat dipahami melalui akal dan dalil-dalil dalam Al-Quran dan hadis. Mereka juga percaya bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang wajib seperti keadilan dan kebenaran.
Mereka juga mempercayai bahwa manusia memiliki kebebasan dalam bertindak, meskipun kebebasan tersebut terbatas oleh ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Allah. Sebaliknya, jika ada ayat-ayat dalam Al-Quran yang terkesan bertentangan dengan akal, maka harus diyakini bahwa hal itu merupakan suatu misteri Allah dan manusia tidak dapat memahaminya sepenuhnya.
Apa Saja yang Dipelajari dalam Kalam?
Para ahli kalam belajar tentang berbagai konsep dan prinsip dalam agama Islam, seperti:
- Tauhid atau keesaan Allah
- Sifat-sifat Allah seperti Kebenaran, Adil, dan Maha Kuasa
- Al-Quran: Penafsiran dan Keaslian
- Hadis: Keaslian dan Periwayatan
- Takdir atau Qada dan Qadar
- Kebebasan dan Tanggung Jawab Manusia
- Kelahiran, Kebangkitan, dan Daya Ukur Hari Akhir
- Perbandingan Agama
Bagaimana Kalam Berhubungan dengan Filsafat?
Kedua disiplin ilmu kalam dan filsafat saling berhubungan erat dalam agama Islam. Para ahli kalam menggunakan akal dan logika dalam memahami keyakinan- keyakinan agama, sementara para ahli filsafat menggunakan akal dan logika untuk memahami kebenaran yang universal.
Beberapa masalah yang dibahas dalam filsafat Islam antara lain tentang sifat-sifat Allah, keberadaan Allah, kehidupan setelah kematian, dan masalah-masalah epistemologis seperti bagaimana manusia memperoleh pengetahuan.
Penutup
Dalam kesimpulannya, kalam adalah disiplin ilmu yang sangat penting dalam dunia Islam. Para ahli kalam menggunakan akal dan dalil-dalil dalam Al-Quran dan hadis untuk memahami keyakinan dalam agama Islam dan menjawab pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang Allah dan kepercayaan-kepercayaan lain dalam Islam. Dalam sejarah Islam, terdapat tiga aliran utama dalam kalam, yaitu Mu’tazilah, Ash’ariyah, dan Maturidiyah. Kedua disiplin ilmu kalam dan filsafat saling berhubungan erat dalam agama Islam.
Source: bing.com