Source: bing.comAtma adalah sebuah konsep penting dalam agama Hindu dan Buddha. Dalam agama Hindu, atma dikenal sebagai roh atau jiwa individu yang berangkat dari keberadaan fisik manusia setelah kematian. Sementara dalam agama Buddha, atma dianggap sebagai sebuah konsep yang salah dan tidak berlaku.
Asal Usul Konsep Atma
Secara etimologi, kata atma berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “diri” atau “jiwa”. Konsep atma pertama kali muncul dalam kitab suci agama Hindu, yaitu Weda. Atma dianggap sebagai bagian dari Brahman atau Tuhan yang ada dalam setiap makhluk hidup.
Namun, konsep atma tidak hanya ditemukan dalam agama Hindu. Konsep serupa juga ada dalam agama Buddha, meskipun dengan pandangan yang berbeda.
Atma dalam Agama Hindu
Dalam agama Hindu, atma dianggap sebagai bagian dari Brahman yang bersemayam dalam setiap makhluk hidup. Atma dianggap tidak terikat dengan tubuh atau pikiran manusia, sehingga ketika manusia meninggal dunia, atma akan berpindah ke keberadaan lain.
Menurut agama Hindu, setiap manusia memiliki atma yang unik dan berbeda-beda, meskipun berasal dari sumber yang sama. Konsep ini menjadi dasar bagi keyakinan Hindu mengenai reinkarnasi atau kelahiran kembali.
Atma dalam Agama Buddha
Dalam agama Buddha, atma dianggap sebagai sebuah konsep yang salah dan tidak berlaku. Konsep ini dikenal dengan sebutan anatma atau tidak ada diri. Menurut agama Buddha, tidak ada entitas yang dapat disebut sebagai atma atau diri yang abadi dan tidak berubah.
Agama Buddha memandang bahwa diri manusia terbentuk dari lima khandha atau kelompok, yaitu rupa (bentuk), vedana (sensasi), sanna (persepsi), sankhara (formasi mental), dan vinnana (kesadaran). Kelima khandha ini saling terkait dan berubah-ubah sepanjang waktu, sehingga tidak ada diri yang abadi di dalamnya.
Atma dalam Kehidupan Sehari-hari
Meskipun konsep atma lebih banyak ditemukan dalam agama Hindu dan Buddha, konsep ini juga dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Istilah “atma” sering digunakan sebagai sinonim dari “jiwa” atau “diri” seseorang.
Contohnya dalam ungkapan “mencari jati diri” atau “menyelaraskan atma dengan pekerjaan”. Dalam konteks ini, atma diartikan sebagai esensi dari identitas seseorang yang unik dan berbeda dari orang lain.
Kesimpulan
Secara umum, atma dapat diartikan sebagai konsep tentang diri yang ada dalam agama Hindu dan Buddha. Dalam agama Hindu, atma dianggap sebagai roh atau jiwa individu yang berpindah ke keberadaan lain setelah kematian, sementara dalam agama Buddha atma dianggap sebagai konsep yang tidak berlaku.
Meskipun demikian, konsep atma juga dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia sebagai sinonim dari “jiwa” atau “diri” seseorang. Semoga penjelasan di atas dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai apa itu atma.
