Source: bing.comPeranakan turun adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keturunan campuran antara suku bangsa Tionghoa dan lokal di wilayah Nusantara. Di Indonesia, peranakan turun memiliki budaya dan adat yang unik, salah satunya dalam hal pernikahan dan hubungan intim.
Peranakan Turun dan Pernikahan
Tradisi pernikahan peranakan turun biasanya melibatkan banyak adat dan ritual yang harus diikuti. Hal ini karena pernikahan dianggap sebagai upacara sakral yang melibatkan banyak keluarga dan kerabat.
Salah satu adat yang unik adalah adanya “siraman”. Siraman adalah ritual mandi bersama yang dilakukan sebelum pernikahan. Tujuannya adalah untuk membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan, serta menyambut pernikahan dengan tubuh yang bersih dan suci.
Selain itu, ada juga adat “sangjit” yang biasanya dilakukan sebelum pernikahan. Sangjit adalah pemberian kado atau hadiah dari pihak keluarga mempelai kepada pihak keluarga lainnya sebagai tanda persetujuan atas pernikahan.
Hubungan Intim dalam Budaya Peranakan Turun
Di dalam budaya peranakan turun, hubungan intim dianggap sebagai hal yang sangat tabu dan hanya boleh dilakukan setelah pernikahan. Sebelum menikah, pasangan harus menjaga jarak dan tidak boleh melakukan tindakan yang dianggap melanggar norma-norma adat.
Setelah menikah, pasangan peranakan turun biasanya memperlihatkan rasa cinta dan kasih sayang mereka secara terbuka. Mereka sering kali menunjukkan tanda-tanda fisik seperti memegang tangan atau berpelukan di depan umum sebagai bentuk pendekatan dan pengakuan cinta mereka satu sama lain.
Peranakan Turun dan Kesehatan Seksual
Sama seperti masyarakat umumnya, pasangan peranakan turun juga perlu memperhatikan kesehatan seksual mereka. Hal ini penting untuk menjaga keharmonisan hubungan intim dan mencegah penyebaran penyakit menular seksual.
Untuk itu, pasangan peranakan turun bisa mengikuti program kesehatan seksual yang disediakan oleh pemerintah atau lembaga swasta yang terpercaya. Program ini biasanya mencakup edukasi tentang kesehatan reproduksi, pencegahan penyakit menular seksual, dan konseling untuk masalah-masalah seksual.
Kesimpulan
Peranakan turun memiliki budaya dan adat yang unik, termasuk dalam hal pernikahan dan hubungan intim. Hubungan intim dianggap sebagai hal yang tabu dan hanya boleh dilakukan setelah pernikahan, sementara pernikahan sendiri melibatkan banyak adat dan ritual yang harus diikuti. Pasangan peranakan turun juga perlu memperhatikan kesehatan seksual mereka untuk menjaga keharmonisan hubungan mereka.
