Source: bing.comBanyak orang menggunakan istilah selapan ketika merujuk pada waktu. Tapi, sebetulnya, apakah selapan itu berapa hari? Selapan merupakan istilah dalam bahasa Jawa yang artinya adalah delapan. Namun, dalam konteks ini, selapan ini merujuk pada kebiasaan masyarakat Jawa dalam menghitung waktu.
Penjelasan Tentang Selapan
Untuk menjawab pertanyaan selapan itu berapa hari, kita harus menjelaskan terlebih dahulu tentang apa itu selapan. Selapan adalah salah satu cara masyarakat Jawa dalam menghitung waktu. Cara ini berbeda dengan cara menghitung waktu di kalender masehi yang digunakan secara umum di Indonesia.
Dalam penghitungan waktu selapan, satu selapan sama dengan 35 hari dalam kalender masehi. Cara menghitung selapan ini awalnya muncul dari kebiasaan masyarakat Jawa yang menggunakan kalender bulan. Mereka menghitung waktu berdasarkan fase bulan yang berlangsung selama 35 hari.
Namun, penggunaan selapan ini tidak hanya terbatas pada masyarakat Jawa saja. Beberapa daerah di Indonesia juga menggunakan selapan dalam penghitungan waktu, seperti di Bali dan Lombok.
Contoh Penggunaan Selapan
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jawa sering menggunakan selapan untuk menentukan waktu yang baik atau buruk untuk melakukan suatu kegiatan. Misalnya, mereka akan memilih hari yang baik untuk menanam padi atau melakukan upacara adat.
Contoh lain penggunaan selapan adalah dalam perhitungan usia. Ketika seseorang lahir, usianya tidak dihitung berdasarkan bulan atau tahun seperti dalam kalender masehi. Sebaliknya, usianya dihitung berdasarkan selapan. Jadi, ketika seseorang lahir, usianya langsung dihitung satu selapan.
Kesimpulan
Jadi, untuk menjawab pertanyaan selapan itu berapa hari, selapan sama dengan 35 hari dalam kalender masehi. Selapan adalah salah satu cara masyarakat Jawa dalam menghitung waktu yang sering digunakan untuk menentukan waktu yang baik atau buruk untuk melakukan kegiatan atau dalam perhitungan usia.
Sebagai informasi tambahan, penggunaan selapan masih sangat penting dalam kehidupan masyarakat Jawa. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, penggunaannya sudah mulai berkurang dan digantikan dengan kalender masehi yang lebih universal.
