Burdah adalah sebuah syair atau puisi yang berasal dari Timur Tengah. Puisi ini sering dibacakan dalam acara keagamaan Islam, seperti Maulid Nabi atau peringatan hari besar agama Islam lainnya. Burdah menggambarkan rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Namun, tidak semua orang tahu apa itu burdah dan mengapa puisi ini sangat penting dalam tradisi Islam.
Sejarah Burdah
Puisi Burdah pertama kali diciptakan oleh seorang sastrawan Muslim bernama Imam al-Busiri. Ia berasal dari kota Misr (sekarang Mesir) dan hidup pada abad ke-13. Pada saat itu, Imam al-Busiri sedang mengalami gangguan kelumpuhan yang membuatnya tidak bisa berjalan. Namun, dengan penuh keyakinan, ia membuat puisi Burdah sebagai doa untuk kesembuhan.
Puisi Burdah pertama kali dibacakan di hadapan Nabi Muhammad SAW dalam mimpinya. Dalam mimpinya, Nabi Muhammad SAW meletakkan tangan kanannya di atas kaki Imam al-Busiri yang lumpuh. Setelah itu, Imam al-Busiri merasakan kesembuhan dan dapat berjalan kembali. Imam al-Busiri pun merasa sangat terharu dan bersemangat untuk membuat puisi Burdah ini sebagai ungkapan rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Arti Burdah
Kata “Burdah” sendiri memiliki arti “jubah” dalam bahasa Arab. Namun, dalam konteks puisi Burdah, kata ini memiliki makna yang lebih dalam. Burdah menggambarkan rasa cinta dan kasih sayang seorang hamba kepada Nabi Muhammad SAW. Puisi ini berisi pujian dan sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW, serta pengakuan atas kebesaran dan keagungan beliau.
Burdah juga sering diartikan sebagai simbol kasih sayang Allah SWT kepada umat manusia. Dalam puisi ini, Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai utusan Allah SWT yang membawa rahmat dan kebaikan bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, Burdah dipandang sebagai simbol rasa syukur dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT.
Struktur Burdah
Puisi Burdah terdiri dari 10 bagian atau 10 bait. Setiap bait terdiri dari 16 baris syair atau kalimat. Total dari puisi Burdah adalah 160 baris syair. Setiap bait menggambarkan kebesaran dan keagungan Nabi Muhammad SAW dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Struktur dari Burdah ini juga sangat khas. Setiap bait diawali dengan kalimat “Maulaya salli wa sallim da’iman abada” yang artinya “Ya Allah, semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW”. Setelah itu, diikuti dengan pujian dan sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW.
Burdah di Indonesia
Burdah telah menjadi bagian dari tradisi keagamaan Islam di Indonesia. Puisi ini sering dibacakan dalam acara Maulid Nabi atau peringatan hari besar agama Islam lainnya. Banyak juga orang yang menghafal Burdah dan sering membacakannya sebagai bentuk ibadah dan upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Di Indonesia, Burdah telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Banyak juga musisi dan penyanyi Indonesia yang mengaransemen ulang Burdah menjadi lagu. Dalam bentuk lagu, puisi Burdah menjadi lebih mudah dipahami dan disukai oleh masyarakat Indonesia.
Kesimpulan
Secara singkat, Burdah adalah sebuah syair atau puisi yang berasal dari Timur Tengah. Puisi ini dibuat oleh seorang sastrawan Muslim bernama Imam al-Busiri sebagai ungkapan rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Burdah menggambarkan kebesaran dan keagungan Nabi Muhammad SAW dari sudut pandang yang berbeda-beda. Puisi ini telah menjadi bagian dari tradisi keagamaan Islam di Indonesia dan sering dibacakan dalam acara Maulid Nabi atau peringatan hari besar agama Islam lainnya.
