SKS Itu Apa? Memahami Sistem Kredit Semester di Perguruan Tinggi

Ilustrasi SksSource: bing.com

Jika kamu baru saja memulai kuliah, pasti sering mendengar istilah SKS atau sistem kredit semester. Namun, tidak semua mahasiswa memahami apa itu SKS dan bagaimana sistem ini bekerja. Artikel ini akan membahas secara detail tentang SKS di perguruan tinggi.

Apa itu SKS?

SKS adalah singkatan dari sistem kredit semester. Sistem ini merupakan suatu metode penghitungan jumlah beban akademik yang harus ditempuh oleh mahasiswa selama satu semester. Setiap mata kuliah memiliki bobot SKS yang berbeda-beda, tergantung pada kompleksitas dan tingkat kesulitan materi yang diajarkan.

Secara umum, satu SKS setara dengan 50 menit pertemuan per minggu selama satu semester. Jadi, jika suatu mata kuliah memiliki bobot 3 SKS, artinya mahasiswa harus menghabiskan waktu minimal 3 x 50 menit = 150 menit per minggu untuk mata kuliah tersebut.

Bagaimana SKS dihitung?

Untuk menghitung jumlah SKS yang harus ditempuh oleh mahasiswa setiap semester, perguruan tinggi biasanya menetapkan standar minimal yang harus dicapai. Biasanya, mahasiswa diharuskan mengambil sekitar 12-18 SKS per semester. Namun, ini bisa berbeda-beda tergantung pada kebijakan masing-masing perguruan tinggi dan jurusan.

Selain itu, ada juga batas maksimal SKS yang bisa diambil oleh mahasiswa. Biasanya, batas maksimalnya adalah sekitar 24-30 SKS per semester. Namun, jika mahasiswa ingin mengambil SKS di luar batas tersebut, dia harus meminta izin kepada pihak perguruan tinggi dan membayar biaya tambahan.

Apa manfaat dari SKS?

Sistem kredit semester memiliki beberapa manfaat, antara lain:

  • Memudahkan mahasiswa dalam menghitung beban akademik yang harus ditempuh.
  • Memudahkan perguruan tinggi dalam mengatur jadwal kuliah dan menghitung jumlah dosen yang dibutuhkan.
  • Memudahkan proses transfer kredit antara perguruan tinggi.

Bagi mahasiswa, sistem kredit semester juga sangat penting untuk menentukan lama masa studi. Jika mahasiswa ingin menyelesaikan studi dalam waktu yang lebih singkat, dia bisa mengambil lebih banyak SKS per semester. Namun, dia juga harus memperhatikan kemampuan dan kesiapan diri untuk menghadapi beban akademik yang lebih berat.

Bagaimana cara menghitung IPK dari SKS?

IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan tinggi. IPK adalah angka yang mencerminkan prestasi belajar mahasiswa selama masa studi di perguruan tinggi.

Untuk menghitung IPK, perguruan tinggi biasanya menggunakan rumus berikut:

IPK = (jumlah bobot nilai x jumlah SKS) : jumlah SKS yang diambil

Dalam rumus ini, jumlah bobot nilai dihitung dengan mengalikan nilai akhir mata kuliah dengan bobot SKS dari mata kuliah tersebut.

Sebagai contoh, jika mahasiswa mengambil 5 mata kuliah dengan bobot SKS masing-masing 3, 2, 4, 3, dan 2, dan mendapatkan nilai akhir A, B+, C, A-, dan B, maka:

  • Bobot nilai untuk mata kuliah pertama adalah 3 x 4 = 12
  • Bobot nilai untuk mata kuliah kedua adalah 2 x 3.5 = 7
  • Bobot nilai untuk mata kuliah ketiga adalah 4 x 2 = 8
  • Bobot nilai untuk mata kuliah keempat adalah 3 x 3.7 = 11.1
  • Bobot nilai untuk mata kuliah kelima adalah 2 x 3.3 = 6.6
  • Jumlah bobot nilai keseluruhan adalah 12 + 7 + 8 + 11.1 + 6.6 = 45.7
  • Jumlah SKS yang diambil adalah 3 + 2 + 4 + 3 + 2 = 14
  • IPK = 45.7 : 14 = 3.26

Dari contoh di atas, IPK mahasiswa tersebut adalah 3.26.

Bagaimana cara mengambil SKS di perguruan tinggi?

Setiap perguruan tinggi memiliki kebijakan dan prosedur yang berbeda-beda dalam hal pengambilan SKS. Namun, secara umum, cara mengambil SKS adalah sebagai berikut:

  1. Mahasiswa harus mendaftar sebagai mahasiswa aktif di perguruan tinggi.
  2. Mahasiswa harus memilih mata kuliah yang ingin diambil dan menentukan jumlah SKS yang dia inginkan.
  3. Mahasiswa harus mengikuti prosedur pendaftaran dan pembayaran yang ditetapkan oleh perguruan tinggi.
  4. Mahasiswa harus hadir di kelas secara teratur dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh dosen, seperti tugas, ujian, dan presentasi.
  5. Jika mahasiswa ingin menambah atau mengurangi jumlah SKS yang diambil, dia harus meminta izin kepada pihak perguruan tinggi dan mengikuti prosedur yang ditetapkan.

Apa yang harus diperhatikan dalam mengambil SKS?

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil SKS, antara lain:

  • Pilih mata kuliah yang sesuai dengan minat dan kemampuan diri.
  • Perhatikan batas minimal dan maksimal SKS yang diambil.
  • Perhatikan jadwal kuliah dan jangan sampai ada tabrakan antara satu mata kuliah dengan mata kuliah lainnya.
  • Perhatikan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengambil mata kuliah tertentu, seperti prasyarat dan keterampilan khusus.
  • Jangan mengambil terlalu banyak SKS jika merasa tidak bisa menangani beban akademik yang berat.
  • Jangan mengambil terlalu sedikit SKS jika ingin menyelesaikan studi dalam waktu yang lebih singkat.

Apa saja jenis SKS yang ada?

Ada beberapa jenis SKS yang biasanya ditawarkan di perguruan tinggi. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

  • SKS wajib: Mata kuliah yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa dalam jurusan tertentu.
  • SKS pilihan: Mata kuliah yang bisa dipilih oleh mahasiswa untuk memperdalam pengetahuan dan keahlian di bidang tertentu.
  • SKS praktikum: Mata kuliah yang memberikan pengalaman praktis di lapangan atau laboratorium.
  • SKS seminar atau penelitian: Mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa untuk melakukan penelitian atau presentasi di depan publik.

Bagaimana pengaruh pandemi terhadap sistem SKS?

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020 juga berdampak pada sistem SKS di perguruan tinggi. Beberapa perguruan tinggi mengalami perubahan dalam sistem pembelajaran, seperti mengadopsi pembelajaran secara daring atau kombinasi antara daring dan tatap muka.

Perubahan ini juga berdampak pada sistem SKS. Beberapa perguruan tinggi mengurangi jumlah SKS yang harus diambil oleh mahasiswa, terutama untuk mata kuliah yang sulit diadaptasi ke dalam sistem pembelajaran daring. Selain itu, beberapa perguruan tinggi juga memberikan kelonggaran dalam proses penilaian dan penghitungan IPK.

Kesimpulan

Secara singkat, SKS atau sistem kredit semester adalah metode penghitungan beban akademik yang harus ditempuh oleh mahasiswa selama satu semester. SKS memiliki beberapa manfaat, antara lain memudahkan mahasiswa dalam menghitung beban akademik, memudahkan perguruan tinggi dalam mengatur jadwal kuliah, dan memudahkan proses transfer kredit antara perguruan tinggi.

Untuk mengambil SKS di perguruan tinggi, mahasiswa harus memenuhi beberapa persyaratan dan memperhatikan beberapa hal penting, seperti pilihan mata kuliah, jumlah SKS, jadwal kuliah, dan persyaratan tambahan. Dalam menghitung IPK, mahasiswa harus mengalikan bobot nilai dengan bobot SKS dan kemudian membaginya dengan jumlah SKS yang diambil.

Di tengah pandemi COVID-19, sistem SKS juga mengalami perubahan dan penyesuaian sesuai dengan kondisi yang ada. Namun, sistem ini tetap menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan tinggi.

Related video of SKS Itu Apa? Memahami Sistem Kredit Semester di Perguruan Tinggi